Dalam 
klasifikasi lima kingdom, jamur dapat dibedakan menjadi divisi 
Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Myxomycota 
danOomycota termasuk dalam kingdom Protista.  
1. Zygomycota 
Nama
 Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada 
pembentukan zigospora. Zigospora terjadi karena peleburan dua 
gametangium yang menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan 
penghubung. 
Ciri-ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:  
a.
 biasa hidup sebagai saprofit;  b. miselium bercabang banyak dan hifa 
tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa atau buluh;  
c.
 dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga 
sporanya merupakan sel-sel yang berdinding. Spora inilah yang tersebar 
ke mana-mana;  
d.
 perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal 
dari sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya
 membentuk sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang terhambur 
inilah yang akan tumbuh menjadi miselium baru;  
e.
 perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, 
yaitu hifa betina dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa yang 
memberikan isi selnya. Hifa betina adalah hifa yang menerima isi 
selnya. 
Perkembangbiakan
 ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan 
hifa betina) yang mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium 
mengadakan kopulasi.  Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam divisi 
Zygomycota adalah sebagai berikut.  
a.
 Murcor mucedo, hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan, 
misalnya, kotoran hewan dan roti busuk. Dari miselium pada subtratnya 
muncul benang-benang tegak dengan sporangium pada ujungnya. Sporangium 
ini berisi spora. Jika sporangium sudah matang, akan pecah sehingga 
spora akan tersebar keluar. Spora akan tumbuh menjadi miselium baru. 
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan gametangium.  
b. Murcor
 javanicus, berperan dalam pembuatan tapai karena jamur ini terdapat 
dalam ragi tapai. Jamur ini termasuk makhluk hidup yang mempunyai daya 
untuk mengubah tepung menjadi gula.  
c. 
Rhizopus sp., yang terdapat pada ragi tempe ini mempunyai daya untuk 
memecah putih telur dan lemak. Oleh karena itu, ia berperan dalam 
pembuatan tempe dan oncom putih. Jamur tempe mempunyai hifa yang berguna
 untuk menyerap makanan dari kacang kedelai. Dalam waktu dua sampai tiga
 hari, kumpulan hifa tersebut akan membungkus kedelai yang kemudian 
disebut tempe. Selain pada tempe, jamur ini juga dapat tumbuh di 
tempat-tempat yang lembap.  
2. Ascomycota
 Jika jamur Zygomycota memiliki hifa yang tidak bersekat seperti pipa, 
jamur sejati (Eumycota yang terdiri dari Ascomycota, Basidiomycota, dan 
Deuteromycota) mempunyai hifa yang bersekatsekat. Dinding sel terdiri 
atas kitin dan dapat hidup sebagai saprofit, parasit, atau 
bersimbiosis.  Ascomycota adalah kelompok jamur yang berkembang biak 
dengan membentuk spora di dalam selnya (kantung kecil) yang disebut 
askus. 
Pembentukan
 askus inilah yang menjadi ciri Ascomycota. Perkembangbiakan secara 
seksual dilakukan dengan pembentukan askospora melalui beberapa tahap, 
yaitu: 
 a. perkawinan (kopulasi) antara gametangium jantan dan gametangium betina,
 b. bersatunya plasma kedua gametangium yang disebut dengan plasmolisis, 
c. bersatunya inti yang berasal dari gametangium yang disebut dengan kariogami, dan 
d.
 kariogami yang menyebabkan terjadinya pembelahan reduksi, dilanjutkan 
dengan pembentukan askospora secara endogen menurut pembentukan sel 
bebas.  Perkembangbiakan secara aseksual dapat dilakukan dengan 
pembentukan konidium, fragmentasi, dan pertunasan. Kelompok jamur ini 
dapat ditemui di permukaan roti, nasi, dan makanan yang sudah basi. 
Warnanya 
merah, cokelat, atau hijau.  Contoh jamur Ascomycota yang hidup sebagai 
saprofit, antara lain, Saccharomyces cereviciae (khamir bir, roti, dan 
alkohol), Saccharomyces tuac (khamir tuak), Saccharomyces ellipsoideus 
(khamir anggur), Penicillium sp. (makanan dan roti busuk), dan 
Neurospora crassa (pembuatan oncom). Contoh jamur yang tumbuh sebagai 
parasit adalah jamur Saccharomycosis yang menyerang pada epitel mulut 
anakanak. Jamur dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau membentuk 
Lichenes (lumut kerak).  
a. Saccharomycota 
Saccharomycota
 dianggap sebagai penjelmaan dari Endomycota. Jamur ini hidup sebagai 
saprofit dan sering dimanfaatkan untuk pembuatan kue, tapai, alkohol, 
roti, atau bit, bersifat uniseluler, sel berbentuk bulat, tidak berhifa,
 dan berkembang biak dengan pertunasan. 
Sebagian 
ada yang tumbuh di makanan tertentu yang mempunyai hifa, tetapi tidak 
tetap dan terputus-putus menjadi sel yang terpisah-pisah. Dinding selnya
 mengandung fosfor glikoprotein.  Ragi atau Sacharomyces cereviceae 
dimanfaatkan untuk mengembangkan adonan roti dan pembuatan alkohol. 
Ragi 
dikelompokkan ke dalam Ascomycota karena pembiakan seksualnya dilakukan 
dengan membentuk askospora.  Jika keadaan lingkungan memungkinkan untuk 
tumbuh, ragi berkembang biak secara aseksual dengan membentuk tunas, 
kemudian tunas ini memisahkan diri. Sering kali tunas tersebut tetap 
melekat pada induk dan bertunas lagi sehingga membentuk koloni.  P
ada 
perkembangbiakan seksual, dinding sel ragi berfungsi sebagai askus. Inti
 selnya yang diploid (2n) membelah secara meiosis menghasilkan 4 sel 
haploid yang akan berkembang menjadi askospora. Setelah askospora keluar
 dari askus, masing-masing akan bertunas dan membentuk askospora baru. 
Selanjutnya,
 terjadi peleburan antara dua askospora baru membentuk sel ragi yang 
diploid (2n).  Saccharomyces yang dimasukkan ke dalam cairan yang 
mengandung gula dapat menyebabkan pengkhamiran, yaitu perubahan gula 
menjadi alkohol. 
Sel-sel 
khamir yang mengendap pada pembuatan bir disebut faex medicinalis dan 
berguna dalam pembuatan vitamin B-kompleks.  Saccharomyces cereviciae 
(khamir roti) dan alkohol (khamir bir) berguna untuk pembuatan roti atau
 alkohol. Saccharomyces tuac dapat mengubah nira menjadi tuak. 
Saccharomyces ellipsoideus adalah khamir yang dapat mengubah cairan buah
 anggur menjadi minuman anggur.  
b. Penicillium sp.
 Penicillium sp. merupakan jamur yang berkembang biak secara aseksual 
dengan membentuk konidium yang berada di ujung hifa. Setiap konidium 
akan tumbuh menjadi jamur baru. Konidium berwarna kehijauan dan dapat 
hidup di makanan, roti, buah-buahan busuk, kain, atau kulit.  
Penicillium
 caseicolum dapat memberi citarasa yang khas untuk keju rokefort dan 
kamembert, sedangkan Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum 
adalah pembuat penisilin karena bersifat racun yang dapat menghasilkan 
zat mematikan, yaitu antibiotika. 
Sekarang 
ini antibiotika banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit 
yang disebabkan oleh infeksi mikroba pada manusia. Pemakaian penisilin 
harus sesuai dengan anjuran dokter. Jika tidak (berlebihan), pasien akan
 mengalami kekebalan.  
c. Neurospora crassa 
Neurospora crassa merupakan jamur yang dimanfaatkan untuk pembuatan oncom.  
3. Basidiomycota 
Ciri
 jamur Basidiomycota adalah memiliki basidium. Kelompok jamur ini 
dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau 
substrat lainnya. Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti 
payung, bola atau papan.  
Misalnya,
 jamur merang (Volvariella volvacea) dengan tubuh buah berbentuk payung.
 Secara umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu tangkai tubuh buah 
(stipe), tudung (pileus), volva, dan bilah (lamella). Stipe merupakan 
suatu massa miselium yang tumbuh tegak. Pileus merupakan bagian yang 
ditopang oleh stipe.  
Sewaktu 
muda, pileus dibungkus oleh selaput yang disebut velum universale yang 
akan pecah menjelang dewasa. Volva adalah sisa pembungkus yang terdapat 
di dasar tangkai. Lamella merupakan bagian bawah dari tudung, berbentuk 
helaian, dan tersusun atas lembaran.  Tubuh buahnya disebut basidiokarp,
 terdiri atas jalinan hifa bersekat dan dikariotik (setiap sel intinya 
berpasangan). 
Pada saat
 pembentukan basidiospora, ujung-ujung hifa menggembung membentuk 
basidium yang di dalamnya terjadi peleburan dua inti haploid menjadi 
satu inti diploid, disusul dengan pembelahan meiosis yang menghasilkan 4
 inti haploid.  
Selanjutnya,
 basidium membentuk empat tonjolan (sterigmata) yang berisi protoplasma 
dan keempat inti haploid tadi masing-masing akan mengisi tiap tonjolan 
dan terbentuk empat buah basidiospora haploid. Agar lebih jelas, 
pelajari gambar pembentukan basidiospora berikut ini!  
Perkembangbiakan
 aseksual Basidiomycotina dilakukan dengan pembentukan konidia dan 
secara seksual dengan konjugasi. Pertemuan dua hifa berbeda, hifa (+) 
dan hifa (–), terjadi di dalam tanah, menghasilkan hifa dikariotik yang 
dengan cepat tumbuh menjadi tubuh buah (basidiokarp). 
Perkembangan
 basidiokarp terjadi di atas permukaan tanah sampai dengan dihasilkannya
 basidiospora.  Pembentukan basidiospora terjadi di dalam basidium yang 
terletak di permukaan bawah tudung basidiokarp. 
Jika kita
 bandingkan daur hidup Ascomycotina dengan dengan daur hidup 
Basidiomycotina, manakah yang masa dikariotiknya lebih panjang?  
Basidiomycota merupakan kelompok jamur yang pembentukan sporanya terjadi
 di atas sel yang disebut dengan basidium. Bentuk jamurnya ada yang 
seperti payung dan seperti kuping. 
Contoh 
jamur yang termasuk dalam Basidiomycota adalah jamur merang (Volvariella
 volvacea) yang dapat dimakan dan dikembangkan; jamur kuping 
(Auricularia polytricha) yang hidup di kayu lapuk, dapat dimakan dan 
dikembangkan; jamur tiram (Pleurotes) dapat dimakan; jamur api yang 
dapat merusak tanaman tebu; jamur beracun (Amanita phalloides) berwarna 
putih dan merah, hidup di tanah; serta jamur upas (Corticum salmonella) 
yang hidup parasit di batang pohon karet atau buah.  
4. Deuteromycota (Jamur Imperfeksi) 
Jamur
 Deuteromycetes adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan 
belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium 
sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota.
 Oleh karena itu, jamur ini merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur 
imperfeksi).  
Jamur 
yang tergolong pada jamur imperfeksi banyak yang menimbulkan penyakit, 
misalnya, jamur Helminthosporium oryzae, dapat merusak kecambah, 
terutama menyerang buah dan menimbulkan nodanoda hitam pada daun inang; 
Sclerotium rolfsii merupakan penyakit busuk pada berbagai tanaman. Jenis
 jamur dalam kelompok ini yang menguntungkan adalah jamur oncom (Monilia
 sitophila atau sekarang bernama Neurospora sitophila).   
